Sabtu, 18 Desember 2010

Kapan Indonesia Maju?


Yah, pertanyaan ini masih banyak terngiang di benak semua kaum pemuda, orang tua, anak2 Indonesia yang merasakan tidak adanya perubahan yang signifikan dalam segala aspek hidup di Indonesia. Kita bisa merasakan perbedaannya hanya dengan melihat negara tetangga kita Malaysia. Dahulu, sekitar tahun 70-an banyak pelajar dari luar negera tetangga seperti Malaysia dan Singapura berguru / menggali ilmu di Tanah Air, namun sekarang malah sebaliknya yang terjadi. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Apakah penyebabnya? Kita harus mengaca kembali pada diri kita masing-masing untuk mengetahui penyebabnya.

Saya sendiri sebagai pelajar yang masih berumur 17 tahun melihat bahwa sistem di Indonesia yang sudah tidak karuan.Contoh, berbagai macam kasus korupsi seperti Century yang dialihkan dengan video porno artis Ariel & Luna Maya. apakah kebetulan ataupun disengaja oleh oknum-oknum tertentu, kita tidak tahu. Kebobrokan mental para pemimpin yang korup tidak ditindak dengan hukuman yang sesuai. Berbagai priviliges yang banyak disalah-gunakan menjadi penyebab dasar mengapa negara kita tercinta ini susah untuk mengembalikan lagi martabat agar dapat disegani di mata dunia.

Di kalangan pelajar sendiri, saya dapat merasakan bagaimana jati diri Indonesia yang perlahan mulai luntur. Jati diri bangsa Indonesia ialah ( buat yang belum tahu :D ) Religius , Humanis, Naturalis, Terbuka (membuka diri pada dunia luar dengan filterisasi), Demokratis, Integrasi & Harmoni, Nasionalisme & Patriotisme, Berkomitmen terhadap kebenaran, Jujur & Adil, Profesional, Ber-iptek, Berjiwa Kultural, Berjiwa seni dan estetika ( saya ambil dari lks sosiologi kelas XII IPS :D ). Dari 13 ciri-ciri ini, berapakah yang masih bertahan di masyarakat? Berjiwa kultural sudah agak luntur, Demokratis sudah membaik, Nasionalisme? Hampir punah rasanya.. Banyak pelajar yang sudah hidup meninggalkan jati diri bangsa dan mulai beralih ke jati diri yang sekuler, individualis, vulgar, hedonis, liberalis, hipokrit, munafik dan jati diri yang lain yang merusak seiring dengan masuk dan berkembangnya iptek.

Pertama, Kita sebagai kaum muda harus mengerti sejarah negara kita, jangan menganggap kemerdekaan yang kita peroleh ini kita dapatkan secara cuma-Cuma. Dengan mengerti perjuangan para pahlawan dan pejuang negara kita dalam memperjuangkan kemerdekaan ini sekiranya dapat membantu penanaman nilai nasionalisme. Jadi temen-temen semua, jangan pada benci sama sejarah. Memang saya sendiri mendapat nilai yang jelek di mata pelajaran sejarah. Namun saya berusaha untuk mengerti, karena ada pepatah “tak kenal maka tak sayang” . Kita akan mencintai negara kita kalau kita sudah kenal dengan negara kita ini.

Kedua, belajar dengan giat supaya kita tidak gampang dibodohi. Kita menjadi mengerti banyak hal, dan diharapkan kita bisa menjadi pribadi yang kritis kedepannya. Kritis yang beralas atau mempunyai dasar yang kuat tentunya, bukan asal nyaut seperti burung beo. Kalau asal saut, malah menggambarkan kita kaum muda yang tidak berpengetahuan luas. Kehidupan yang semakin kejam membuat banyak aksi tipu sana sini, hubungan saudara kandung pun main tipu adik / kakaknya menuntut kita untuk menjadi pribadi yang cerdas dan skeptis ( cermat dalam mengahadapi sesuatu ).

Nah, yang ketiga kita harus mempertahankan kebudayaan kita. Sebagai bangsa yang memiliki berbagai macam budaya dan keragaman, kiranya kita sebagai generasi penerus kita harus mengerti minimal tahu berbagai macam budaya yang telah dimiliki bangsa kita. Ok guys, that’s all I can wrote..
MERDEKA!!

“Apakah kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” – Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno

Tidak ada komentar: